BlogEvent

Melangkah Bersama dalam Cahaya Waisak: Toleransi dan Kreativitas dalam Budaya Tradisional Nusantara

Karya Nasywa Azzahra Mayfan

Ditulis oleh : Andi Indah Ayu Lestari

Berada di tengah kerumunan orang, di sela-sela kebisingan suara dan warna-warni pakaian yang memikat mata, terdapat perayaan yang memancarkan pesona tak terlupakan. Perayaan Waisak, momen suci bagi umat Buddha, menghantarkan kita pada puncak upacara religius yang dirayakan di seluruh penjuru dunia. Namun, yang membedakan perayaan Waisak di Nusantara adalah keharmonisan dan toleransi keberagaman yang tercermin dalam setiap detilnya. Melalui perayaan ini, budaya tradisional Indonesia menampilkan inovasi, kreativitas, dan solusi dalam membangun kerukunan antarumat beragama.

Pentas Seni Budaya Memeriahkan Gema Waisak dalam Rangka Memperingati Trisuci Waisak | news.detik.com

Bila kita memerhatikan prosesi perayaan Waisak, terlihat berbagai aspek budaya tradisional diolah secara inovatif untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan. Busana yang anggun dan berwarna-warni, tarian dan musik yang mengiringi prosesi, semuanya menggambarkan usaha untuk melestarikan kekayaan budaya sekaligus menguatkan nilai-nilai agama Buddha. Dalam momen ini, kreativitas bertransformasi menjadi karya seni yang menggetarkan jiwa dan menyatukan seluruh umat, tak mengenal perbedaan keyakinan ataupun latar belakang agama.

Namun, perayaan Waisak tak hanya sekadar perwujudan inovasi budaya semata, melainkan juga menjadi teladan tentang toleransi keberagaman dalam budaya tradisional Indonesia. Di tengah keramaian, terlihat wajah-wajah beragam, keyakinan yang berbeda, dan bahasa-bahasa yang bermacam-macam bersatu dalam satu tujuan yang sama: dengan sukacita dan damai merayakan Waisak. Hal ini merupakan solusi cerdas dalam menghadapi perbedaan, di mana toleransi menjadi fondasi dalam membangun kehidupan beragama yang harmonis.

Momentum perayaan Waisak dan toleransi keberagaman Nusantara juga mengajarkan kita bahwa dalam perbedaan terletak kekuatan. Budaya tradisional Indonesia, dengan kearifan yang diwariskan secara turun temurun, memperlihatkan jalan menuju persatuan di tengah keberagaman. Perayaan Waisak menjadi ruang bagi kita semua untuk saling menghormati, memahami, dan bersama-sama menikmati keunikan setiap agama dan kepercayaan yang ada.

Mungkin sebagian orang berpikir bahwa keberagaman adalah sumber konflik, namun perayaan Waisak membuktikan sebaliknya. Dalam perayaan ini, kita melihat betapa kuatnya budaya tradisional yang inovatif, kreatif, dan solutif dalam menjaga harmoni antarumat beragama. Melalui penghayatan nilai-nilai Pancasila dan semangat Kebhinekaan Nusantara, budaya tradisional Indonesia mampu menjadi jembatan yang menghubungkan perbedaan menjadi persatuan.

Referensi :
1.     Bakker, F. L., et al. (2020). “Celebrating Vesak: The Embodiment of Buddhism in the Bodhi Tree.” Religion and Society: Advances in Research, 11, 1-18.
2.     Lestari, D. P. (2022). “The Role of Art and Culture in Promoting Tolerance and Harmony in Indonesian Society.” Journal of Southeast Asian Studies, 19(2), 345-360.

Artikel Sebelumnya

Batik : Mengamalkan Nilai Pancasila Guna Merajut Kebhinekaan Melalui Kain Bermotif

Artikel Selanjutnya

Tahun Baru Islam Sebagai Media Membumikan Islam Wasathiyyah: Solusi dalam Membangun Harmoni Masyarakat Multikultural

Tidak Ada Komentar

Tinggalkan komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.