Blog

Tahun Baru Islam Sebagai Media Membumikan Islam Wasathiyyah: Solusi dalam Membangun Harmoni Masyarakat Multikultural

Memang benar faktanya jika Indonesia dijuluki “The Biggest muslim population“, yakni negara dengan umat muslim terbanyak di dunia. Indonesia merupakan negara dengan penduduk mencapai lima ratus juta jiwa dengan persentase umat muslim 85% dari jumlah penduduk. Sungguh angka yang fantastis ditambah dengan keragaman suku, budaya dan agama yang menyebabkan rentan pudarnya sikap toleran, yang mana sikap ini dapat merusak kerukunan masyarakat sosial yang multikultural.

Tahun baru Islam 1445 H kian mendekat yang mana suasana dan kehadirannya tersebut dapat membawa dan mengembalikan nilai-nilai moderasi beragama yang semakin mengeruh. Ada empat pokok poin penting yang dapat digunakan untuk membumikan Islam Wasathiyyah sebagai berikut:

Literasi Nilai-Nilai Islam Wasathiyyah dalam Masyarakat

Agar nilai-nilai moderasi beragama dapat dipahami dan diaktualisasikan dalam kehidupan masyarakat maka salah satu poin yang sangat urgen adalah melalui literasi. Bagaimana caranya? Pertama, secara
fisik bisa melalui sekolah, madrasah, perguruan tinggi, dan pengajian. Dan kedua, secara nonfisik dapat juga melalui saluran digital dan media sosial untuk memenuhi indikator dari moderasi beragama.

Sikap Toleran dalam Prinsip Kontekstualisasi Lakum dinukum waliyadiin

Quraish Shihab dalam tafsir Al-Misbah menjabarkan ayat lakum dinukum waliyadiin berfungsi menggambarkan kekhususan, masing-masing agama biarlah berdiri sendiri dan tidak perlu dicampur dan dibaurkan. Tidak perlu mengajak untuk menyembah sembahan orang lain dan mengakui kebenaran anutan mereka. Ayat ini mempersilakan umat menganut apa yang mereka yakini.

Kesadaran akan Keragaman Baik Agama, Suku, dan Golongan

Suku bangsa yang berbeda-beda dan pengalaman sejarah masing-masing bangsa yang juga berbeda-beda sedikit banyak berpengaruh dalam hal mengekspresikan sikap beragama. Sebagai contoh realitas kaum muslim Indonesia menerima ajaran Islam untuk pertama kalinya diajarkan oleh para pendakwah yang dikenal dengan Walisongo yang menggunakan pendekatan kultural untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam.

Membangun Kerja Sama dalam Bidang Sosial Kemasyarakatan

Mereaktualisasikan nilai moderat pada masyarakat majemuk haruslah dilakukan pula dengan saling bekerjasama yang mana dikhususkan pada bidang sosial kemasyarakatan. Bagi mereka yang tidak memerangi orang beriman dan mengusirnya, maka tidak ada alasan bagi orang beriman untuk tidak bisa berbuat baik dan berlaku adil. Hal ini merupakan prinsip dasar membangun hubungan antara umat beragama.


Referensi:

Departemen Agama RI, Moderasi Islam, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf AlQur‟an, 2012.

Shihab. M Quraish, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an jilid 13, Tanggerang: Lentera Hati, 2005.

Tautan terkait:

Perpustakaan Digital Budaya Indonesia

Artikel Sebelumnya

Melangkah Bersama dalam Cahaya Waisak: Toleransi dan Kreativitas dalam Budaya Tradisional Nusantara

Artikel Selanjutnya

GEOMETRI FRAKTAL PADA BATIK: TINJAUAN KOMPLEKSITAS DALAM SENI TRADISIONAL