Kutika Bilangeng Duappulo; Kalender Pernikahan Masyarakat Bugis
Berbicara mengenai pernikahan, tentu semua orang ingin yang terbaik dalam hari yang sakral tersebut. Banyak pertimbangan dalam proses menuju Halal, termasuk salah satunya adalah penentuan hari terbaik untuk melangsungkan pernikahan. Tiap adat istiadat di Indonesia tentu memiliki caranya sendiri untuk menghitung hari terbaik dalam melangsungkan pernikahan. Ada yang menggunakan perhitungan menurut tanggal lahir kedua calon pengantin, ada yang berdasarkan ajaran agama yang dianut, dan lain sebagainya. Begitupun juga dengan salah satu sejarah adat istiadat masyarakat Bugis. Dalam menentukan tanggal pernikahan yang tepat bagi kedua calon pengantin, ada sebuah ulasan di dalam gulungan lontara yang membahas mengenai pernikahan atau yang dalam gulungan tersebut dinamakan dengan Kutika Bilangeng Duappulo atau sebuah hal yang berhubungan dengan pernikahan dalam masyarakat bugis. Apa sajakah ulasan mengenai Kutika Bilangeng Duappulo? Yuk kita simak ulasannya berikut ini ya!
Seorang warga berkebangsaan Australia pernah membahas mengenai Kalender Pernikahan ini dalam tulisannya yang berjudul, “Rolled up Bugis Stories : A PARAKEET’S SONG OF AN OLD MARRIAGE CALENDAR” di mana tulisan tersebut disampaikan pada Biennial Confrence of The Asian Studies Association of Australia di Melbourne pada tanggal 1 – 3 Juli 2008.
Kutika Bilangeng Duappulo mempunyai arti hitungan kalender 20 hari yang menjelaskan hari baik dan hari buruk dalam melaksanakan acara pernikahan. Di dalam Kutika Bilangeng Duappulo sendiri disebutkan 20 nama hari, yaitu Pong, Pang, Lumawa, Wajing, Wunga – wunga, Telletuq, Anga, Webbo, Wage, Ceppa, Tule, Aieng, Beruku, Panirong, Maua, Dettia, Soma, Lakkaraq, Jepati, Tumpakale. Mengenai hari – hari yang berkaitan dengan pernikahan, Roger Tool hanya menyebutkan 12 nama hari. Hal ini mungkin disebabkan teks dalam gulungan lontara hilang atau terpotong dan mungkin terhapus. Inilah beberapa pesan yang tercantum dalam Lontara Kutika Bilangeng Duappulo mengenai hari baik dan buruk dalam melaksanakan pernikahan.
- Ketika hari untuk pernikahan jatuh pada hari Lumawa, pasangan ini akan selalu berbahagia dan sehidup semati.
- Ketika hari untuk pernikahan jatuh pada hari Webbo, istri tidak pandai bertahan dan menunggu bila ditinggalkan, dan tidak pandai untuk mengurus anak – anak.
- Ketika hari untuk pernikahan jatuh pada hari Wage, pasangan ini cepat memiliki keturunan dan cepat hidup bahagia bersama – sama.
- Ketika hari untuk pernikahan jatuh pada hari Ceppa, pasangan ini akan meningkat satu sama lain, dalam diliputi asmara cinta yang selalu bergelora.
- Ketika hari untuk pernikahan jatuh pada hari Tule, pasangan ini selalu memiliki kepastian dan tidak mudah putus asa.
- Ketika hari untuk pernikahan, jatuh pada hari Arieng, pasangan ini tentu banyak kebahagiaan dan rezeki pun selalu meningkat.
- Ketika hari untuk pernikahan jatuh pada hari Beruku, pasangan dengan cepat akan mendapatkan keturunan, dan selalu dalam kebersamaan baik suka dan duka.
- Ketika hari untuk pernikahan jatuh pada hari Panirong, pasangan ini akan diliputi kebahagiaan yang tidak terkira, selalu memiliki keberuntungan.
- Ketika hari untuk pernikahan, jatuh pada hari Maua, pasangan ini akan saling selalu mengasihi, dengan cepat memiliki keturunan, dan istri pandai dalam hidup bertetangga.
- Ketika hari untuk pernikahan jatuh pada hari Dettia, pasangan ini pasti diliputi dengan suasana yang kurang baik dan sering mengalami permasalahan, dan benturan dalam rumah tangga mereka karena karakter dari kedua belah pihak selalu diliputi hawa panas.
- Ketika hari untuk pernikahan jatuh pada hari Soma, pasangan ini akan saling mencintai, sakinah dan penuh dengan gelora asmara.
- Ketika hari untuk pernikahan jatuh pada hari Jepati, pasangan ini cepat memiliki keturunan dan mereka bahagia serta tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena cinta mereka.
Wah terlihat ya betapa pentingnya pernikahan dalam masyarakat Bugis Makassar sehingga beberapa hal penting dituliskan dalam sebuah naskah – naskah kuno salah satunya Lontara Kutika Bilangeng Duappulo. Semoga penjelasan mengenai pernikahan ditas dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk lebih mencintai dan menjaga adat istiadat budaya kita sendiri ya! Kalo kalender pernikahan menurut Masyarakat Bali, Batak, Sunda, Tionghoa seperti apa ya? Jangan lupa baca tulisan lainnya ya!
1 Komentar
Minta Izin copas foto nya