#KodeNusantara#NusaKulinerBlog

Asal Usul “Jamu” Obat Tradisional Indonesia

Apa itu Jamu? Pernahkah kalian meminum Jamu?

Kata Jamu pasti tidak asing di telinga orang Indonesia. Dari anak-anak sampai orang dewasa pasti pernah merasakan jamu atau hanya sekedar melihat dan mendengar orang yang menjual Jamu. Biasanya penjual Jamu yang sering kita temui adalah seorang wanita dengan pakaian tradisional Jawa menggendong bakul besar sebagai tempat untuk menaruh jamu-jamunya. Sambil berjalan dia akan berteriak “Jamuuu…!!” sekeras-kerasnya agar semua orang mendengar. Jamu ini dikenal dengan sebutan “Jamu Gendong”. Tapi ada juga yang membuka kedai atau warung Jamu di pinggir jalan.

Jamu merupakan kata yang digunakan untuk menyebutkan jenis-jenis obat tradisional, di mana bahan-bahannya berasal dari bahan alami yang diracik khusus. Jamu sendiri adalah istilah yang berasal dari bahasa Jawa, tepatnya pada 16 Masehi. Kata Jamu berasal dari dua kata, yaitu “Djampi” dan “Oesodo” yang memiliki makna obat, doa, dan juga aji-ajian atau mantra.

Jamu sudah dikenal masyarakat Indonesia sebagai obat tradisional jauh sebelum adanya obat-obat modern yang biasa kita dapatkan dari dokter atau toko-toko obat. Saat ini Jamu lebih dikenal dengan sebutan yang lebih modern, yaitu herba atau herbal. Jamu sendiri adalah obat-obatan yang terbuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan, kulit batang, dan buah. Namun ada juga yang memakai bagian tubuh hewan seperti empedu kambing, empedu ular, atau tungkur buaya. Kuning telur ayam kampung juga sering digunakan sebagai campuran pada Jamu Gendong.

Karena rasa pahitnya orang-orang terkadang tidak mau untuk meminum Jamu. Tapi untuk mengatasinya, penjual Jamu biasa menambahkan madu untuk menghilangkan rasa pahit tersebut. Di Indonesia sendiri terdapat daerah yang disebut sebagai daerah penjual Jamu terbesar, yaitu Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Sampai-sampai di sana dibuatkan sebuah patung yang disebut Jamu Gendong. Sekarang ini Jamu tidak hanya diproduksi oleh pedagang Jamunya langsung, tapi pabrik-pabrik besar pun juga memproduksi jamu dalam bentuk yang praktis, yaitu kemasan atau sachet dan dijual di berbagai toko obat.

Penjualan jenis dan jumlah Jamu Gendong bervariasi untuk setiap penjaja. Hal tersebut tergantung pada ilmu yang mereka pelajari dan pengalaman tentang Jamu yang diminati penjual dan pesanan yang diminta pelanggan. Berdasarkan informasi yang didata terdapat 8 jenis Jamu yang biasa dijual yaitu, beras kencur, cabe puyung, kudu laos, kunci suruh, uyup-uyup/gepyokan, kunir asam/kunyit asam, pahitan, dan sinom. Tapi kadang-kadang penjual Jamu juga menyediakan jamu bubuk, pil, dan kapsul yang diproduksi sebuah pabrik.

Meminum Jamu juga tidak boleh sembarangan harus sesuai dengan aturan dan penyakit yang kita alami. Karena jika salah, hal ini akan menyebabkan reaksi keracunan bahkan bisa menimbulkan kematian. Disarankan juga bagi kita yang sudah meminum obat dokter jangan meminum Jamu dan sebaliknya.

Dari masa ke masa, Jamu dikenal memiliki manfaat yang dapat menyehatkan tubuh dan menyembuhkan beberapa jenis penyakit. Tidak heran jika Jamu sampai saat ini masih dipercaya oleh masyarakat Indonesia dan diperkenalkan turun menurun dari generasi ke generasi. Bagi orang yang lebih percaya akan khasiat obat tradisional dan ingin mendapatkan kesehatan secara alami mengkonsumsi Jamu adalah hal yang tepat. Jamu harus selalu kita lestarikan karena menjadi salah satu produk Indonesia, terlebih lagi Jamu membawa manfat yang besar bagi kesehatan manusia. Jamu juga menjadi minuman Indonesia yang berkarakteristik dan sebagai identitas milik bangsa. Maka dari itu produk asli Indonesia ini patut untuk dilestarikan. Perlu diingat ya jika kita ingin meminum Jamu harus pastikan bahwa kita meminumnya dari tempat yang sudah aman dan terpercaya, apalagi jika ingin meminum Jamu Bubuk haruslah tercantum legalitas dari MUI dan BPOM.


Sumber:

Wikipedia – Jamu

inibeli – Pengertian dan Asal Usul Jamu Indonesia

Info Lanjut:

PDBI – Jamu Gendong

Artikel Sebelumnya

Menjaga Keberlangsungan Ekonomi dengan Beas Perelek

Artikel Selanjutnya

Mengenal Tahuri, Alat Musik Tradisional Maluku

Tidak Ada Komentar

Tinggalkan komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.