Panjat Pinang, Permainan Wajib Saat 17 Agustus
Panjat Pinang sudah ada sejak zaman penjajahan belanda. Panjat Pinang merupakan salah satu permainan tradisional yang wajib ada saat memperingati 17 Agustus, selayaknya tarik tambang dan balap karung. Walaupun Panjat Pinang menjadi salah satu permainan wajib yang ada saat 17 Agustus-an, namun kota-kota besar telah mulai meninggalkannya karena ketersediaan sumber daya dan lahan yang memadai untuk melaksanakan permainan tersebut. Selain itu, kondisi fisik serta stereotipe masyarakat yang menyebut Panjat Pinang merupakan permainan yang cukup membahayakan juga menjadi faktor yang cukup berperngaruh terhadap enggannya masyarakat melakukan permainan yang satu ini.
Panjat Pinang dilakukan pada suatu tiang tinggi yang dibuat dari pohon pinang yang telah dikuliti dan digunakan bagian dalamnya. Hal ini bertujuan agar tidak melukai badan atau kaki saat bertumpu pada pinang. Selain itu, pemilihan pohon pinang juga didasarkan pada batang yang lurus ke atas dan tidak beruas (tidak seperti bambu) sehingga meminimalisir gesekan yang mengakibatkan kecelakaan. Batang pinang kemudian dilumuri oleh pelumas sehingga pinang sukar dipanjat. Pada bagian atas pinang terdapat lingkaran sedemikian rupa yang digunakan untuk meletakkan berbagai hadiah bagi yang memanjat hingga pucuk batang pinang tersebut.
Cara permainannya adalah sebagai berikut:
Sebuah regu yang terdiri dari 5 – 10 orang bekerjasama agar mencapai puncak. Para pemain tidak bisa memanjat sendiri pohon pinang tersebut dikarenakan batang yang licin karena diberi pelumas. Para pemain harus membuat “tangga manusia” agar dapat sampai ke puncak pinang. Regu yang berhasil memanjat pohon pinang dapat mengambil hadiah yang telah disediakan.
Panjat Pinang sendiri merupakan gambaran dari perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Pinang yang sukar dipanjat melambangkan perjuangan berat yang harus ditempuh untuk mencapai Indonesia merdeka dan hadiah di puncak merupakan hasil kerja keras yang telah dikerjakan bukan oleh seorang diri tetapi karena kerjasama dan gotong royong.
Untuk itu marilah kita terus bekerja bersama dalam membangun negeri, memajukan bangsa melalui pendidikan, dan kita harus percaya dengan kerja keras yang kita lakukan, suatu saat Indonesia dapat menjadi Indonesia yang maju dan disegani oleh bangsa-bangsa lain.
Sumber:
Tidak Ada Komentar