#KodeNusantaraBlog

Kesaktian Do’a Ibu dalam Cerita Rakyat Indonesia

Siapa yang tidak sayang dengan Ibu? Sosok yang merawat kita sejak kecil dan orang pertama yang mendidik kita tentang dunia. Dari ASI Ibu kita mendapatkan minum pertama, dari hati Ibu kita mendapatkan cinta yang pertama dan dari tangis Ibu kita mendapatkan rasa haru yang pertama. Ibu merupakan sosok penting di hampir setiap hidup individu orang Indonesia, dari dulu hingga sekarang. Oleh karenanya, banyak cerita rakyat yang berkembang di Indonesia menggambarkan bagaimana do’a Ibu akan sangat sakti jika Ia tersakiti.

Misalnya cerita terkenal dari Sumatera Barat, Malin Kundang. Dikisahkan ketika Malin tidak mau mengakui dan berkata kasar kepada Ibunya ketika kembali dari perantauan dan sudah sukses. Maka sang Ibu mengutuknya menjadi batu, maka Malin pun menjadi batu.

Cerita selanjutnya adalah Batu Menangis, yang berasal dari Kalimantan Barat. Dikisahkan hiduplah seorang anak perempuan yang sangat malas dan banyak meminta ke Ibunya. Suatu ketika, Ibunya mengajak ke pasar. Ia pun bersolek dan memakai baju yang bagus, sedangkan Ibunya berjalan dengan baju apa adanya. Di perjalanan menuju ke pasar, ketika orang bertanya apakah perempuan tua yang berjalan di belakangnya adalah Ibunya, Ia malah mengatakan bahwa itu adalah budak dan pembantunya. Ketika Ibunya tersakiti dan berdo’a pada Tuhan untuk menghukumnya, makan perempuan itu pun menjadi batu.

Tidak hanya itu, cerita selanjutnya bercerita tentang seorang anak durhaka bernama Si Kintan. Ceritanya nyaris sama dengan Malin Kundang, tentang anak yang merantau menjadi durhaka setelah sukses dalam perantauannya. Namun, hukuman untuk Si Kintan adalah terdampar di sebuah pulau dan menjadi monyet putih.

Cerita-cerita tersebut sangat menggambarkan bahwa sosok Ibu, adalah seseorang yang tidak boleh sama sekali kita lukai hatinya. Penggambaran kesaktian beliau, mungkin benar-benar bisa kita rasakan di dunia nyata. Misalnya ketika mencari suatu barang dan tidak bisa menemukan barang itu, Ibu akan berkata “Kalau ada di sana awas ya…” dan ternyata, barang itu ada di tempat yang tadinya sudah kita cari. Menarik, bukan? Maka dari itu, terus sayangi Ibu kalian ya!


Sumber:

  • bangindsoft. (2017, Januari 23). PDBI Cerita Rakyat. Retrieved from PDBI: https://budaya-indonesia.org/Legenda-Malin-Kundang/
  • hamzahmutaqinf. (2018, November 14). PDBI Cerita Rakyat. Retrieved from PDBI: https://budaya-indonesia.org/Sikintan-Anak-Durhaka/
  • Wijaya, A. (2017, Oktober 28). PDBI Cerita Rakyat. Retrieved from PDBI: https://budaya-indonesia.org/Batu-Menangis/
Artikel Sebelumnya

Berbalas Pantun ala Orang Minang

Artikel Selanjutnya

Cik Mia, Sosok di balik Kesuksesan Kain Songket Jambi

Tidak Ada Komentar

Tinggalkan komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.