#KodeNusantara#NusaKulinerBeritaBlog

Pendidikan Karakter dari Tradisi Makan di Minangkabau

INFOBUDAYA.NET Keragaman kuliner yang ada di Indonesia tidak perlu diragukan lagi kebenarannya. Saat ini sudah terkumpul kurang lebih 30.000 data kuliner tradisional di situs Perpustakaan Digital Budaya Indonesia. Selain keragaman kulinernya, ternyata ada juga tradisi makan bersama yang acap kali dijadikan untuk menjalin keeratan hubungan masyarakat.

Tradisi makan bersama ini dilakukan dari generasi ke generasi. Sejak dulu, makan bersama ini memakai daun pisang yang panjang. Beragam lauk pauk, nasi, lalapan, dan sambal disajikan dalam porsi besar untuk disantap bersama. Masyarakat pun langsung menyantapnya dengan tangan. Indonesia banget kan?

Jawa mengenalnya dengan Bancakan. Sebuah tradisi makan bersama yang biasa dilakukan dalam selamatan, syukuran, hingga acara adat tertentu. Bancakan merupakan bagian dari adat selapanan di Jawa Tengah, yakni acara selamatan untuk bayi berumur 35 hari. Kata selapanan berasal dari selapan atau tiga puluh lima dalam bahasa Jawa. Acara ini adalah perwujudan syukur kepada Tuhan atas kelahiran bayi yang selamat dan sehat.

Selain Jawa Tengah, suku Minang juga punya tradisi makan bersama, lho. Bukan Bancakan, masyarakat setempat menyebutnya makan Bajamba. Makan Bajamba atau biasa disebut juga makan Barapak adalah tradisi makan yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau. Masyarakat berkumpul duduk bersama di suatu ruangan. Biasanya kegiatan makan bersama ini dilakukan untuk memeringati hari-hari besar agama Islam. Bajamba juga jadi ajang kegiatan sosialisasi dengan tanpa melihat perbedaan status sosial. Bajamba juga diselingi dengan berbagai kegiatan kesenian Minang.

Tradisi Makan Bajamba

Dalam tradisi makan Bajamba, nantinya satu orang bertugas sebagai janang atau orang yang ditunjuk tuan rumah untuk menemani tamu makan. Ia juga ikut makan, tetapi bertugas untuk menambah nasi atau lauk pauk. Nasi dan lauk pauk ini disajikan dalam satu nampan atau pinggan besar. Ada gulai ayam, rendang, asam padeh daging, terung balado, perkedel, dan lauk lainnya.

Menilik sejarahnya, makan Bajamba diyakini berasal dari Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Diperkirakan sudah ada sejak agama Islam masuk ke Minangkabau pada abad ke-7. Karenanya tradisi makan bersama ini lekat dengan nilai-nilai ajaran Islam. Peraturan makan Bajamba ini, antara lain:

  • Seseorang hanya boleh mengambil apa yang ada di hadapannya setelah mendahulukan orang yang lebih tua mengambilnya.
  • Ketika makan, nasi diambil sesuap saja dengan tangan kanan.
  • Setelah ditambah sedikit lauk pauk, nasi dimasukkan ke mulut dengan cara dilempar dalam jarak yang dekat.
  • Ketika tangan kanan menyuap nasi, tangan kiri telah ada di bawahnya untuk menghindari kemungkinan tercecernya nasi. Jika ada nasi yang tercecer di tangan kiri, harus dipindahkan ke tangan kanan lalu dimasukkan ke mulut dengan cara yang sama.  Tujuan makan dengan cara tersebut agar nasi yang hendak masuk ke mulut bila tercecer tidak jatuh ke piring sehingga yang lain tidak merasa jijik untuk memakan nasi yang ada dalam piring secara bersama-sama.
  • Posisi duduk harus tegap atau tidak membungkuk dengan cara bersimpuh (basimpuah) bagi perempuan dan bersila (baselo) bagi laki-laki.
  • Setelah selesai, tidak ada lagi nasi yang tersisa di piring, dan makanan yang disediakan wajib dihabiskan.

Tak hanya melestarikan budaya Minang, tradisi makan Bajamba punya banyak manfaat lain. Mulai dari belajar menghormati yang lebih tua, memupuk kebiasaan berbagi, dan menerapkan Sunnah-sunnah Nabi Muhammad saw., dalam ritual makan bersama.

Itu dia tradisi makan bersama yang ternyata masih mengakar kuat di Indonesia. Yuk, lanjutkan pada anak-cucu kita!

 

Sumber:

Kompasiana – Tradisi Makan Bajamba Jangan Sampai Punah

Lifestyle – Kenali Tradisi Makan Bersama ala Masyarakat Indonesia

 

Info Lanjut:

PDBI – Makan Bajamba

PDBI – Tradisi Bancakan

PDBI – Asal Mula Nagari Minangkabau

Artikel Sebelumnya

Bencana Alam Dalam Catatan Budaya

Artikel Selanjutnya

Ali Bagente, Kuliner Betawi yang Sudah Punah

Tidak Ada Komentar

Tinggalkan komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.